Makassar, Netral.co.id — Pemerintah segera mengaktifkan layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) untuk mengatasi ratusan titik buta atau blankspot internet di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Program ini ditargetkan mampu memperkuat layanan komunikasi data, suara, dan video melalui satelit di wilayah yang selama ini tidak terjangkau jaringan.
“Akhir tahun ini atau awal tahun depan, Insya Allah akan terpasang tepatnya 211 titik di seluruh Sulawesi Selatan,” ujar Anggota Komisi I DPR RI Syamsu Rizal di Warkop Vanjoel, Jalan Hertasning Makassar, Kamis (4/12/2025).
Ia menegaskan, upaya pemerataan akses internet terus didorong pemerintah, namun apabila masih terdapat daerah yang belum dapat dijangkau oleh VSAT akibat kondisi teknis maupun geografis, maka solusi alternatif akan disiapkan.
“Bisa saja dengan satelit Low Earth Orbit (LEO), hasil lelang pemerintah. Kalau itu sudah menjangkau semuanya, kita tidak perlu lagi perangkat komersial. Tapi selama pemerintah belum bisa menjamin konektivitas publik, kita harus mencari alternatif,” jelasnya.
Syamsu Rizal atau Deng Ical menyampaikan bahwa perangkat Starlink sementara ini menjadi salah satu solusi yang telah dimanfaatkan di beberapa wilayah.
Di Kabupaten Kepulauan Selayar—yang masuk kategori 3T—lima titik pemasangan Starlink sudah terealisasi. “Untuk luar Selayar, kemungkinan tahun depan bisa juga dipasangkan tergantung perkembangan dan kebutuhan. Intinya, orientasi utama kita adalah konektivitas warga,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Selayar diprioritaskan karena terdapat kawasan yang belum dapat dilayani jaringan eksisting, terutama Balai Taman Nasional Taka Bonerate yang masih blankspot, sementara aktivitas ekonomi dan pariwisata harus tetap berjalan.
Terkait pilihan perangkat yang akan digunakan ke depan, Deng Ical menegaskan bahwa pemerintah tidak terpaku pada satu teknologi.
“Tidak tertutup kemungkinan nanti ada perangkat komersial lain. Tidak harus satu model. Bisa saja nanti ada program dari Telkom atau kementerian/lembaga lain,” katanya.
Menurutnya, koordinasi telah dilakukan bersama BAKTI, Telkom, dan seluruh anak perusahaan Telkom untuk membagi peran dalam memastikan konektivitas publik tetap terjaga.
Ia menambahkan, meski VSAT diprioritaskan untuk daerah 3T, belum semua wilayah dapat segera terlayani karena keterbatasan infrastruktur seperti antena, BTS mini, dan dukungan daya listrik.
“Untuk beberapa lokasi kita membawa Starlink. Starlink ini relatif lebih kuat secara perangkat dan lebih independen. Jadi sambil menunggu kesiapan VSAT di daerah tertentu, kita menggunakan Starlink, karena program bantuannya tidak berbayar selama satu tahun,” tutup Deng Ical.

Comment