NETRAL.CO.ID,- Kelangkaan minyak goreng subsidi pemerintah menjadi tanda tanya besar publik. Pasalnya, minyak goreng subsidi hampir semua swalayan tak memiliki stok minyak goreng murah alias subsidi.
Gonjang-ganjing keberadaan minyak goreng subsidi pemerintah belum berakhir, meski Menteri Perdagangan RI sudah turun tangan tegur perusahaan maupun penampung kebutuhan dapur sehari-hari itu.
Bahkan, Menteri Perdagangan RI mengaku kelangkaan minyak goreng tersebut disinyalir kuat tertimbun di dapur emak-emak.
Gonjang-ganjing ini mengundang reaksi dari netizen. Tak tanggung-tanggung pemilik akun twitter @Bebjo57582 mempertanyakan mengenai minyak goreng subsidi pemerintah.
“Yakin itu subsidi ??? Saya sih gak yakin. Saya curiga itu ikut menanam modal, berkedok subsidi,” tulis Bebjo.
Bahkan penghuni twitter atas nama @AryFadillah72 menyindir soal survei kepuasan yang dirilis salah satu lembaga survei mengenai kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah republik Indonesia.
“Inikah namanya rakyat sebagian besar puas sesuai laporan survey. Triliunan uang rakyat untuk subisidi minyak goreng. Minyak goreng hilang, rakyat menderita antri. Lalu rakyat dituduh menimbun, kurang kejam apalagi,” tegas akun twitter milik AryFadillah.
Komentar pedis untuk pemerintah Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin terkait kelangkaan minyak goreng dan bahaya penyebaran Covid-19 akibat antrian panjang warga akibat menunggu minyak goreng subsidi pemerintah .
Pemilik akun twitter atas nama @tifsembiring menyampaikan, jangan hanya penceramah agama saja yang dituduh radikal, disusupi terorislah dan lain sebagainya.
Sementara teror pemerintah dengan kelangkaan minyak goreng sama sekali tidak dipedulikan oleh pemerintah. Bahkan bahaya Covid-19 seolah-olah tidak lagi menjadi ancaman masyarakat.
“Ini teror terhadap rakyat yang sebenarnya. Di mana-mana antri minyak goreng, nggak peduli Covid, emak-emak rela antri ber jam-jam. Dan jangan ustadz-ustadz penceramah agama yang dituduh radikal, disusupi teroris. Kalian itu makan gaji dari uang rakyat. Faham…!!,” tutupnya.
Comment