BEI Sulselbar Tingkatkan Edukasi, Investor Muda Kian Dominan

IMG 6577

Makassar, Netral.co.id – Minat masyarakat terhadap pasar modal terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda.

Hal ini disampaikan oleh Fahmin Amirullah, Kepala Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat, Kantor Perwakilan BEI Sulawesi Selatan, dalam Workshop Wartawan Daerah bertema “Perkembangan Pasar Modal Sulawesi Selatan dan Barat” yang digelar di Bikin-Bikin Creative Hub, Mall Nipah, Jumat (28/11/2025).

Fahmin mengatakan bahwa literasi menjadi kunci utama pertumbuhan investor di Sulselbar. Saat ini, kampus menjadi salah satu pusat edukasi terbesar.

“Pasar modal bisa tumbuh signifikan, dan kontribusi besar datang dari anak muda. Ini tidak lepas dari peran perguruan tinggi. Saat ini sudah ada 21 Galeri Investasi yang tersebar di kampus-kampus di Sulselbar,” jelasnya.

Berdasarkan data BEI, kelompok usia 18–30 tahun mendominasi 60% total Single Investor Identification (SID) di Sulselbar, disusul usia 31–39 tahun sebesar 25%, dan usia 40–100 tahun sebesar 15%.

Kemudahan akses informasi dan perkembangan teknologi membuat minat generasi muda terhadap pasar modal melonjak.

Ia menambahkan, bahwa generasi muda semakin memahami cara kerja pasar modal, namun tetap perlu pendampingan agar terhindar dari risiko salah langkah.

“Mereka harus betul-betul paham transaksi. Jangan langsung percaya ke robot, karena pasar modal ini sangat dinamis sekali. Sebagai investor kita harus memantau, melakukan analisis saham, paling tidak memahami dasar-dasarnya,” tegas Fahmin.

Tantangan: Jejak Trauma Akibat Investasi Ilegal

Menurut Fahmin, salah satu tantangan besar dalam edukasi pasar modal di Sulselbar adalah jejak trauma masyarakat terhadap kasus-kasus investasi ilegal yang pernah marak.

“Tantangan di Sulselbar ini masih banyak trauma-trauma yang belum sepenuhnya hilang terkait investasi ilegal. Itu yang pelan-pelan terus kita edukasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa banyak masyarakat tertipu karena awalnya ditawarkan investasi yang terlihat legal, namun pada akhirnya berubah menjadi skema ilegal.

“Banyak yang awalnya ditawarkan investasi yang terlihat legal, tapi pada akhirnya ilegal. Karena itu, kami di daerah selalu berkolaborasi dengan OJK agar masyarakat betul-betul paham, dan masyarakat tidak perlu mempertanyakan keberadaan kami,” kata Fahmin.

Penguatan CSR dan Sejarah Bursa Efek

Selain edukasi, BEI Sulselbar aktif menjalankan berbagai program CSR (Corporate Social Responsibility). Kegiatan itu dihadirkan sebagai bentuk kontribusi nyata pasar modal dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di Sulselbar

Mulai tahun 2023, BEI Sulselbar telah menanam terumbu karang di Pulau Baranglompo dan Barang Caddi, melakukan penanaman mangrove di Untia, hingga revitalisasi dermaga di Pangkep.

Fahmin juga mengingatkan bahwa pasar modal Indonesia memiliki sejarah panjang sejak masa kolonial melalui Bursa Efek Batavia, sebelum bertransformasi menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Akses Informasi Semakin Mudah

BEI mendorong masyarakat memanfaatkan aplikasi resmi yang menyediakan data pasar secara real-time.

“Aplikasi ini sangat baik untuk diinstal. Setiap saat masyarakat bisa melihat nilai tukar rupiah, harga saham, dan berbagai update pasar lainnya,” jelasnya.

Saat ini terdapat 16 perusahaan sekuritas resmi yang beroperasi di Sulselbar, memberikan ruang lebih besar bagi masyarakat untuk berinvestasi secara aman.

Comment