HMI Reborn: Gema Kebangkitan Baru di Konfercab HMI Gowa Raya

Konferensi Cabang (Konfercab) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya tahun ini berlangsung dalam suasana penuh evaluasi dan kegelisahan internal.

Taufikurrahman. (Foto: Netral.co.id).

Netral.co.id – Konferensi Cabang (Konfercab) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya tahun ini berlangsung dalam suasana penuh evaluasi dan kegelisahan internal. Para kader mempertanyakan arah gerakan, merespons redupnya tradisi intelektual, serta mengkritisi lemahnya tata kelola organisasi. Dari dinamika tersebut, lahir sebuah slogan yang menjadi semangat bersama: HMI Reborn, sebagai tekad untuk menghidupkan kembali marwah organisasi yang sempat meredup akibat turbulensi struktural.

Istilah HMI Reborn bukan sekadar semboyan motivasi, melainkan seruan pemulihan dan konsolidasi. Momentum Konfercab dinilai menjadi titik balik untuk mengarahkan kembali gerakan: dari stagnasi menuju revitalisasi, dari konflik menuju penguatan institusi, serta dari kelelahan organisasi menuju kebangkitan kolektif.

Tantangan Internal: HMI Gowa Raya Butuh Pemulihan Menyeluruh

Beberapa periode kepengurusan sebelumnya disebut tidak berjalan mulus. Fragmentasi antar-komisariat, rivalitas berkepanjangan, serta lemahnya kaderisasi membuat performa cabang menurun. Para kader menilai:

  • kegiatan intelektual tidak lagi hidup,
  • komunikasi struktural kerap tidak berjalan,
  • kultur kolektif melemah,
  • arah gerakan kehilangan fokus strategis.

Situasi tersebut menjadi alasan kuat mengapa HMI Reborn dianggap sebagai kebutuhan mendesak untuk memulihkan jati diri organisasi.

Dua Agenda Besar Reborn: Intelektual dan Gerakan

Semangat reborn mengusung dua agenda pemulihan utama.

  1. Reborn Intelektual
    HMI Gowa Raya didorong kembali menjadi pusat dialektika. Penguatan Latihan Kader (LK), ruang kajian kritis, serta peningkatan kualitas kaderisasi disebut harus menjadi prioritas. Produksi gagasan dan wacana intelektual diharapkan kembali menjadi identitas utama cabang.
  2. Reborn Gerakan
    HMI diingatkan agar tidak kehilangan fungsi sosial. Cabang dinilai perlu kembali aktif dalam menyuarakan persoalan publik, mengadvokasi isu kerakyatan, serta melakukan kajian atas problem daerah seperti korupsi, kemiskinan, pelayanan publik, digitalisasi, hingga lingkungan.

Konfercab: Momentum Transformasi

Konfercab dinilai sebagai penentu arah strategis cabang ke depan. Forum ini bisa menjadi titik awal kebangkitan apabila digunakan untuk menguji gagasan dan memilih pemimpin yang berintegritas. Namun, Konfercab juga berpotensi gagal apabila hanya dijadikan ajang perebutan posisi tanpa visi yang jelas.

Para kandidat Ketua Umum Cabang diharapkan hadir dengan peta jalan yang konkret, di antaranya:

  • pembenahan sistem kaderisasi,
  • penguatan relasi antar-komisariat,
  • penyediaan ruang intelektual,
  • pemulihan etos gerakan,
  • serta tata kelola organisasi yang transparan.

HMI Reborn, menurut kader, membutuhkan pemimpin yang mampu membangun konsolidasi, teguh pada prinsip, dan tidak menjadi instrumen kepentingan kelompok tertentu.

Harapan Kolektif: Kebangkitan yang Dibangun Bersama

Kebangkitan HMI Gowa Raya hanya dapat terwujud apabila menjadi gerakan kolektif dari kader di seluruh tingkatan. Semangat reborn harus hadir di ruang kajian, ruang kaderisasi, hingga ruang advokasi publik.

Jika Konfercab berhasil melahirkan pemimpin yang membawa semangat baru era gagasan, disiplin organisasi, dan keterbukaan maka kebangkitan HMI Gowa Raya bukan lagi sebatas wacana, melainkan realitas yang akan mewarnai perjalanan cabang dalam dua tahun mendatang.

HMI Gowa Raya saat ini berada di persimpangan sejarah. Kelangsungan gerakan ke depan ditentukan oleh keputusan dan komitmen yang dihasilkan pada Konfercab tahun ini.

Oleh: Farden

Comment