Makassar, Netral.co.id – Sebuah kolaborasi penting antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) resmi terwujud. Melalui hibah tanah seluas 10 hektare di Kabupaten Maros, BPOM akan mendirikan Sekolah Vokasi pertama yang berfokus pada pengawasan obat dan makanan.
Seremoni penyerahan hibah yang berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis (28/8/2025), juga dirangkaikan dengan penyuluhan keamanan pangan dalam program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini merupakan salah satu agenda prioritas pemerintah guna memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kualitas gizi generasi muda.
Kepala BPOM RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., menegaskan bahwa kehadiran Sekolah Vokasi ini adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan masyarakat dan pembangunan bangsa.
“BPOM hadir bukan hanya untuk melindungi masyarakat dari obat dan makanan berbahaya, tetapi juga membangun fondasi pendidikan yang kuat. Dari Sulawesi ini kita ingin memastikan lahirnya generasi emas sehat, cerdas, dan tangguh menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menyambut baik sinergi ini dan menyebut hibah tanah sebagai bentuk kontribusi nyata daerah bagi masa depan bangsa.
“Hibah tanah ini adalah persembahan untuk anak-anak bangsa agar bisa belajar, berinovasi, dan mengabdi. Sinergi ini diyakini mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendongkrak daya saing ekonomi Sulsel,” katanya.
Selain penandatanganan hibah tanah, BPOM turut memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang berhasil mengelola Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bantuan Operasional Kesehatan Pengawasan Obat dan Makanan (BOK POM) pada 2023–2024.
Staf Khusus Kepala BPOM RI, Hj. Nor Andi Arina Wati Arsyad, menyebut DAK NF BOK POM sebagai instrumen vital yang memperkuat pengawasan di daerah.
“Dengan pengelolaan tepat, pengawasan obat dan makanan bisa lebih efektif, sehingga masyarakat terlindungi. Apresiasi ini adalah pengakuan atas kerja keras pemerintah daerah,” jelasnya.
Momentum ini juga ditandai dengan penyuluhan keamanan pangan perdana di Makassar untuk mendukung program MBG. Langkah tersebut menegaskan peran BPOM dalam memastikan kualitas pangan yang sehat dan aman bagi generasi muda.
Prof. Taruna menutup sambutan dengan optimisme: “Kolaborasi ini adalah tonggak penting menuju Indonesia Emas 2045. Pendidikan vokasi akan menjadi jembatan ilmu, industri pangan jadi lokomotif ekonomi, dan pemerintah hadir sebagai regulator sekaligus fasilitator.”
Dengan berdirinya Sekolah Vokasi BPOM di Maros, Sulsel tak hanya menjadi pusat pendidikan dan pengawasan pangan, tetapi juga gerbang lahirnya generasi emas yang sehat, inovatif, dan berdaya saing global.
Comment