Gus Ipul Tegaskan Pemutakhiran DTSEN untuk Pastikan Bansos Tepat Sasaran, 2 Juta Penerima Dicoret

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pemerintah terus memperbarui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) agar penyaluran bantuan sosial (bansos) benar-benar tepat sasaran. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan kemiskinan ekstrem di Indonesia turun menjadi nol persen.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul). (Foto: dok)

Jakarta, Netral.co.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pemerintah terus memperbarui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) agar penyaluran bantuan sosial (bansos) benar-benar tepat sasaran. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan kemiskinan ekstrem di Indonesia turun menjadi nol persen.

“Data menentukan sasaran. Jangan sampai bansos disalurkan kepada mereka yang tidak memenuhi syarat. Ini sedang kita konsolidasikan,” kata Gus Ipul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Ia menjelaskan, DTSEN diperbarui secara berkala setiap tiga bulan. Penerima yang tidak lagi memenuhi syarat akan dicoret, sementara calon penerima baru langsung didaftarkan. “Pada triwulan kedua, ada lebih dari 2 juta yang kita coret. Untuk triwulan ketiga masih dalam perhitungan,” jelasnya.

Presiden Prabowo sebelumnya menegaskan tekadnya menghapus kemiskinan di Indonesia melalui pendekatan holistik. Salah satu pijakan utama adalah penggunaan DTSEN untuk memverifikasi penerima manfaat.

“Kami ingin angka kemiskinan ekstrem segera turun ke nol persen dalam tempo sesingkat-singkatnya,” ujar Prabowo dalam pidato di Sidang Tahunan MPR RI.

Prabowo juga mengungkapkan, selama ini masih ada warga kaya yang justru menikmati subsidi yang diperuntukkan bagi rakyat miskin. Dengan DTSEN, pemerintah berupaya menutup celah tersebut sekaligus memperkuat akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.

“Dengan DTSEN, kami jaring anak-anak Indonesia yang berhak masuk ke Sekolah Rakyat. Sudah 100 sekolah dibangun agar setiap anak miskin punya kasur sendiri, komputer sendiri, meja belajar sendiri, dan tumbuh di lingkungan yang baik,” tegasnya.

Kebijakan pemutakhiran DTSEN menjadi kunci krusial agar program perlindungan sosial tidak hanya menyentuh mereka yang membutuhkan, tetapi juga menghapus praktik salah sasaran yang kerap terjadi di masa lalu.

Comment