DPR Soroti Pupuk Palsu, Petani Terancam Bangkrut dan Terjerat Utang KUR

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rajiv, menyampaikan keprihatinannya atas temuan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terkait peredaran pupuk palsu yang berpotensi merugikan petani hingga Rp3,2 triliun.

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rajiv soroti mafia pupuk. (Foto: dok)

Jakarta, Netral.co.idAnggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rajiv, menyampaikan keprihatinannya atas temuan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terkait peredaran pupuk palsu yang berpotensi merugikan petani hingga Rp3,2 triliun.

Menurut Rajiv, peredaran pupuk palsu bukan hanya persoalan teknis, tetapi menyangkut perlindungan terhadap petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional.

“Jika pupuk yang beredar tidak terjamin keasliannya, maka swasembada pangan pasti akan terganggu,” ujar Rajiv dalam keterangan persnya, Minggu (13/7/2025).

Ia menyoroti dampak serius yang ditimbulkan, terutama karena sebagian besar petani menggunakan dana dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membeli pupuk. Rajiv mendesak pemerintah agar segera mengambil langkah konkret dalam mengusut dan menindak tegas pelaku pemalsuan pupuk serta mengevaluasi sistem distribusi.

“Saya minta pemerintah mengambil langkah-langkah nyata dengan mengusut kemudian menindak tegas pelaku pemalsuan pupuk serta melakukan evaluasi dan perbaikan total sistem distribusi pupuk, termasuk memperkuat pengawasan di lapangan,” tegasnya.

Rajiv menekankan, kegagalan panen akibat pupuk palsu akan menimbulkan kerugian berlapis bagi petani: gagal produksi, hilangnya pendapatan, dan beban utang yang sulit dibayar. Oleh karena itu, ia meminta negara hadir dengan memberikan perlindungan dan kompensasi kepada petani yang menjadi korban.

“Petani yang terdampak harus mendapatkan perlindungan dan kompensasi termasuk skema keringanan atau penjadwalan ulang cicilan KUR,” jelas legislator asal Dapil Jabar II itu.

Ia menambahkan, negara tidak boleh membiarkan petani terus-menerus terbebani persoalan seperti cuaca ekstrem, fluktuasi harga komoditas, dan akses modal yang terbatas, ditambah lagi ancaman dari pupuk palsu.

“Petani kami sudah cukup menderita dengan berbagai tantangan berupa cuaca ekstrem, harga komoditas yang fluktuatif, hingga akses modal yang terbatas. Jangan tambah beban mereka dengan pembiaran terhadap praktik kejahatan seperti ini,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan pihaknya menemukan lima jenis pupuk palsu di pasaran yang menyebabkan potensi kerugian mencapai Rp3,2 triliun.

“Bayangkan, kalau pupuknya palsu, itu kerugian petani, baru kita temukan di lima (jenis) pupuk palsu (potensi kerugian petani) Rp3,2 triliun. Tapi, ini bukan Rp3,2 triliunnya, petaninya langsung bangkrut, ini pinjaman, pinjaman KUR,” kata Mentan di Makassar, Sabtu.

Meski belum merinci lokasi temuan pupuk palsu, Amran menegaskan pihaknya tidak akan memberi toleransi terhadap pelaku dan akan menindaknya sesuai hukum.

Ia juga menyayangkan adanya pihak-pihak yang tega menipu petani dengan menjual pupuk palsu. Menurutnya, tindakan tersebut tidak etis dan harus segera diberantas dari sektor pertanian nasional.

Comment