Tel Aviv, Netral.co.id – Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant Katz, mengumumkan bahwa Tel Aviv tengah menyiapkan langkah militer lanjutan untuk memastikan Iran tidak dapat membangun kembali kemampuan nuklirnya, pasca-konflik bersenjata selama 12 hari yang berakhir pada 24 Juni lalu.
Mengutip laporan Reuters, Sabtu (5/7/2025), Katz menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan para petinggi militer Israel. Ia meminta kesiapsiagaan penuh dari seluruh satuan, terutama dalam penguasaan wilayah udara dan penguatan operasi intelijen.
“Israel harus menjaga supremasi udara dan bersiap untuk bertindak secara konkret demi mencegah kebangkitan kembali program nuklir Iran,” tegas Katz.
Situs Nuklir Iran Jadi Target Serangan
Konflik 12 hari antara Israel dan Iran yang terjadi bulan lalu telah menyebabkan kerusakan besar pada sejumlah fasilitas nuklir Iran, termasuk situs Natanz, Isfahan, dan Fordow. Serangan tersebut, menurut sejumlah sumber diplomatik, turut melibatkan dukungan dari Amerika Serikat.
Washington, yang selama ini menjadi sekutu strategis Israel, diduga memberikan bantuan militer terbatas atas dasar kekhawatiran terhadap potensi militer nuklir Iran.
Meski Iran telah membantah tudingan bahwa program nuklirnya bertujuan militer, pihak Barat – khususnya Israel dan AS – terus menyuarakan kekhawatiran bahwa Teheran semakin dekat dengan kemampuan memproduksi senjata nuklir.
Gencatan Senjata yang Rawan Retak
Gencatan senjata yang disepakati pada 24 Juni lalu sempat meredakan ketegangan. Namun, setelah itu, pihak Iran kembali menyatakan komitmennya untuk melanjutkan aktivitas nuklirnya. Citra satelit terbaru menunjukkan adanya aktivitas baru yang mencurigakan di kompleks Fordow, yang sebelumnya telah mengalami kerusakan signifikan.
Sementara itu, AS tampak mengambil posisi lebih tenang. Meskipun Iran sempat meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar, Washington menyebut bahwa serangan itu telah “diberi peringatan terlebih dahulu” dan seluruh rudal berhasil dicegat.
Potensi Eskalasi Baru
Instruksi terbaru dari Menteri Katz menandakan bahwa Israel tengah mempertimbangkan tindakan militer baru jika Iran kembali mempercepat pengayaan uranium atau merekonstruksi situs-situs nuklir yang rusak. “Ini bukan ancaman kosong, tetapi peringatan serius,” ujar seorang pejabat militer anonim kepada media lokal Israel.
Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya konflik bersenjata gelombang kedua di kawasan Timur Tengah, terutama jika Iran tetap melanjutkan aktivitas nuklirnya yang dianggap provokatif oleh Israel dan sekutunya.
Apakah Timur Tengah akan kembali terseret ke dalam pusaran konflik besar? Dunia kini menanti, dengan napas tertahan, sambil memantau langkah berikutnya dari Teheran dan Tel Aviv.
Comment