Mata Uang BRICS Pecahan 200 Ramai di Publik: Simbol Persatuan atau Harapan yang Belum Nyata

Gambar uang kertas pecahan 200 dengan logo dan simbol negara-negara anggota BRICS beredar luas di media sosial, bertepatan dengan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Brasil. Desain uang tersebut memuat bendera dan burung nasional dari lima negara pendiri Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan serta anggota baru seperti Iran dan Uni Emirat Arab (UEA).

Mata uang BRICS yang memuat beberapa simbol negara. (Foto: dok)

Jakarta, Netral.co.id – Gambar uang kertas pecahan 200 dengan logo dan simbol negara-negara anggota BRICS beredar luas di media sosial, bertepatan dengan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Brasil. Desain uang tersebut memuat bendera dan burung nasional dari lima negara pendiri Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan serta anggota baru seperti Iran dan Uni Emirat Arab (UEA).

Namun, meskipun tampil meyakinkan, uang kertas tersebut tidak memiliki nilai tukar resmi maupun status sebagai alat pembayaran sah. Berdasarkan laporan media internasional, uang itu merupakan simbolisasi semata yang diperkenalkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025.

Sebelumnya, prototipe serupa juga pernah diperlihatkan dalam KTT BRICS 2024 di Kazan, Rusia. Ini menjadi kali kedua berturut-turut Kremlin menampilkan gambaran hipotetis tentang mata uang BRICS, kendati belum ada keputusan final mengenai pembentukan mata uang bersama di antara negara anggota.

Sejauh ini, rencana untuk menciptakan mata uang BRICS masih terbentur perbedaan kepentingan dan pendekatan antarnegara. Beberapa anggota seperti Rusia, China, dan Iran mendorong percepatan realisasi mata uang baru sebagai langkah strategis untuk mengurangi dominasi dolar AS, terlebih dalam konteks sanksi ekonomi dari negara-negara Barat.

Sementara itu, negara-negara anggota lain masih bersikap hati-hati, mempertimbangkan aspek teknis, politik, dan ekonomi yang kompleks dalam pembentukan sistem keuangan bersama.

Comment